Mengkritisi dan Menanggapi Pidato Presiden RI pada Sidang Paripurna MPR RI dalam Rangka Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Periode 2019 - 2024 Jakarta, 20 Oktober 2019.
Nama
: Bunga Cahyaning Atie
NIM
: 19030174090
Kelas
: 2019 C
Setelah mendengarkan dan menelaah pidato
dari bapak Presiden pada sidang paripurna 20 Oktober 2019 saya sangat tertarik
untuk menanggapi beberapa bagian / program dari bapak Presiden yaitu, yang
pertama mengenai sistem ketatanegaraan Indonesia berdasarkan Pancasila dan
undang-undang dasar NKRI, dalam pidato Presiden kemarin Bapak Jokowi mengatakan
tentang misi beliau salah satunya yaitu "segala bentuk kendala regulasi,
harus kita sederhanakan, harus kita potong, harus kita pangkas" yang memiliki
maksud pemerintah akan mengajak DPR untuk menerbitkan dua undang-undang besar,
yaitu pertama undang-undang cipta lapangan kerja dan yang kedua undang-undang
pemberdayaan UMKM. Dalam hal ini saya sangat setuju dan bersemangat karena
dengan adanya perubahan / revisi undang-undang cipta lapangan kerja akan
memberikan kemudahan bagi para pemuda produktif untuk mencari pekerjaan, yang
dengan begitu akan dapat mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia terutama
di kalangan pemuda produktif.
Yang kedua adalah mengenai Pancasila
sebagai paradigma pembangunan dalam pidatonya bapak Presiden memaparkan "pembangunan
SDM akan menjadi prioritas utama kita", dengan ini semoga saja akan keinginan
tersebut dapat terselesaikan dan terwujud karena akan berdampak besar bagi Indonesia
untuk menjadikan negara Indonesia ini menjadi negara maju dengan pendapatan
tinggi.
Yang ketiga adalah yang sangat saya
apresiasi dari pidato bapak presiden ini adalah tentang transformasi dari ketergantungan
pada SDA menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tumbuh
tinggi bagi kemakmuran bangsa, demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Disini yang benar-benar harus kita terapkan adalah mengurangi ketergantungan
kita sebagai warga negara Indonesia terhadap SDA dikarenakan SDA yang kita
miliki sudah menipis digunakan untuk masyarakat Indonesia yany besar, itu tidak
akan sebanding. Seharusnya negara Indonesia yang termasuk memiliki SDA besar di dunia bisa meng ekspor
SDA yanh kita miliki agar dapat mendongkrak perekonomian Indonesia, namun
faktanya kita malah lebih banyak impor SDA dikarenakan masyarakat Indonesia
yang masih ketergantungan terhadap SDA.
Berhubung dengan paradigma pembangunan,
presiden memiliki cita-cita yaitu melanjutkan pembangunan infrastruktur yang
menghubungkan produksi distribusi dilanjutkan dan diperbaiki agar dapat mempermudah
akses ke kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan mengakses nilai
tambah perekonomian rakyat.
Itulah hal yang menurut saya penting
dan besar dampaknya bagi Indonesia terutama rakyat Indonesia. Maka kita sebagai
warga negara Indonesia harus dapat membantu untuk mewujudkan misi dari Bapak Presiden
kita. Sekian dari saya, apabila aja tutur kata ataupun kalimat yang kurang
sopan ataupun berkenan dihati para pembaca, saya sebagai penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Kritikan dan saran sangat diperlukan untuk memperbaiki tulisan
saya. Sekian dan terimakasih.
Tanggapan Anda sudah baik. Semangat😊
ReplyDeleteMahasiswa yang pandai. Kritis memberi kritik, cerdas menganalisis. Good job.
ReplyDeleteTerimakasih:)), ayo semangat tuk mewujudkan Indonesia maju!!
DeleteWah... Anda bagus dalam mengkritisi masalah☺
ReplyDelete