MENGKRITISI TEKS PIDATO PRESIDEN JOKO WIDODO DALAM PELANTIKAN PRESIDEN PERIODE 2019-2024

Dalam pidato yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada pelantikan presiden periode 2019-2024, termuat hal yang akan dicanangkan dalam waktu lima tahun ke depan untuk mencapai Indonesia maju.
Berkaitan dengan Hakikat Pemahaman Pancasila, dalam pidatonya Presiden Jokowi menyampaikan tentang mimpi bangsa Indonesia, cita-cita bangsa di tahun 2045, yakni Indonesia menjadi negara maju. Dengan hakikat Pancasila, hal tersebut tidaklah otomatis terwujud melainkan disertai dengan kerja keras dan kerja cepat serta kerja bangsa yang produktif. Hal tersebut didasarkan dengan Pancasila sila ketiga.
Berkaitan dengan Pancasila sebagai Sistem Filsafat, kebiasaan atau rutinitas yang monoton harus diubah dengan inovasi-inovasi baru. Artinya, dalam menjalani kehidupan, jangan hanya berkutat pada hal-hal itu saja. Coba mengubah pola pikir atau mind set. Dalam pidato Presiden Jokowi, beliau memberi contoh tentang kemonotonan suatu acara karena tempat beliau berdiri terpaku pada sebuah titik tiap tahunnya. Presiden Jokowi berpikir jika hal ini dilanjutkan terus, bisa-bisa dikatakan sebagai aturan. Bahkan, lambat-laun dapat dikatakan sebagai Undang-Undang. Maka dari itu, muncullah pemikiran untuk mulai beranjak dari suatu titik menuju titik lain dengan mengembangkan cara-cara baru serta nilai-nilai baru. “Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton,” ingat Presiden Jokowi dalam pidatonya.
Jika dihubungkan dengan Pancasila sebagai Ideologi Bangsa, dalam pidato Presiden Jokowi terdapat hal menarik, yakni pencanangan berbagai proyek jangka pendek (lima tahunan) dimana rencana tersebut bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang mengakar kuat di Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa, diharapkan menjadi pedoman dan cita-cita bangsa. Pancasila dalam penerapannya ditempatkan sebagai wadah untuk memberikan solusi terbaik bagi permasalahan yang melanda bangsa. Karenanya, Pancasila diterapkan dari sudut pandang menyelesaikan masalah SDM di Indonesia. Pembangunan SDM akan diprioritaskan untuk mencapai kualitas SDM terbaik sekaligus berusaha untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan rendah. Bukan sekadar perbaikan kualitas SDM, Pancasila sebagai ideologi bangsa diupayakan dapat mengentaskan ketergantungan bangsa terhadap sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa moderen yang memiliki nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selain itu, jika dikaitkan dalam Sistem Ketatanegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945, pidato Presiden Jokowi menyinggung tentang birokrasi-birokrasi. Dimana, pejabat-pejabat negara senantiasa diingatkan untuk selalu totalitas dalam berkontribusi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankkan tugasnya. Pejabat negara bukanlah aparat yang serta merta membuat dan melaksanakan aturan tetapi mereka harus memastikan bahwa masyarakat menikmati pelayanan dan menikmati pembangunan. Birokrat bukan sekadar sending-sending tetapi dipaksakan untuk menjalankan tugas pentingnya, making delivered. Disamping itu, dalam perundang-undangan akan dicanangkan penyederhanaan segala bentuk kendala regulasi, “... harus dipotong, harus dipangkas,” tegas Presiden Jokowi dalam pidatonya. Pemerintah akan mengajak DPR menerbitkan dua Undang-Undang besar (UU Cipta Lapangan Kerja dan UU Pemberdayaan UMKM) yang masing-masing menjadi omnibus law.
Terakhir, sehubungan dengan Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan, Presiden Jokowi tidak meninggalkan ciri khas dalam pemerintahannya. Dalam rencana jangka pendek, pembangunan infrastruktur tidak tinggal di tempat. Rencana tersebut termuat dalam lima poin pembangunan lima tahu ke depan. Hal tersebut diharapkan menjadi aset berharga untuk keberlangsungan perekonomian dengan menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi yang dapat mendongkrak lapangan kerja baru dan mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat.
Berikutnya saya memberikan pendapat tentang lima poin penting dalam pembangunan Indonesia lima tahun ke depan. Presiden Jokowi telah menggarisbawahi lima pokok penting apa saja yang akan diprioritaskan oleh pemerintahannya.
Pada poin pertama, pembangunan SDM. Menurut saya, kualitas SDM di Indonesia harus diperbaiki dan ditingkatkan lagi kualitasnya. Di era Revolusi Industri 4.0, SDM dituntut untuk semakin canggih seiring dengan IPTEK yang menggila. Untuk itu, perlulah meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar dapat bersaing dengan negara lain karena kualitas SDM sangat berpengaruh sebagai tonggak utama kemajuan Indonesia.
Poin kedua, pembangunan infrastruktur. Rencana ini saya dukung penuh untuk mewujudkan Pancasila sila kelima, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Seluruh masyarakat haruslah merasakan hal yang sama dari segi apapun, termasuk pembangunan infrastruktur. Indonesia bukan hanya masyarakat yang tinggal di kota besar, pulau besar, atau wilayah tertentu melainkan semua dari Sabang sampai Merauke. Semua masyarakat haruslah merasakan kenikmatan infrastruktur. Untuk itu, rencana ini sangatlah penting untuk dilaksanakan.
Poin ketiga, penyederhanaan regulasi. Saya sangat setuju terhadap pencanangan tersebut. Sebab, jika regulasi dan peraturan terlalu banyak dan luas, akan terkesan mengekang dan tidak efektif. Kita banyak melihat peraturan yang banyak tersebut pada intinya sama tetapi beberapa ada yang dikembangkan. Seharusnya, peraturan-peraturan yang mirip tersebut disederhanakan dan dijadikan satu agar menjadi omnibus law.
Poin keempat, penyederhanaan birokrasi. Saya setuju dalam penyederhanaan birokrasi karena percuma jika birokrasi itu menjamur dan merajalela jika tidak serius menjalankan tugas dan hanya memberi kebahagiaan atau kesejahteraan untuk diri sendiri dan golongannya. Akan lebih baik jika birokrat itu padat dan jelas yang diimbangi dengan melaksanakan tugas secara loyalitas, penuh tanggung jawab, jujur, menghargai keahlian, dan berkompeten.
Serta poin kelima, transformasi ekonomi. Untuk mendobrak cita-cita bangsa di tahun 2045─Indonesia maju─diperlukan kualitas perekonomian bangsa yang lebih baik. Dengan mengembangkan lagi IPTEK dan industri, diharapkan menjadi amunisi untuk transformasi ekonomi untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
Dari keseluruhan isi pidato Presiden Jokowi dalam pelantikan presiden periode 2019-2024, saya sangat terkesan sekaligus bersimpati. Dimana, proyek jangka pendek─lima tahun ke depan─yang dicanangkan menurut saya sangat penting dan harus ada usaha kuat untuk diwujudkan. Jangan sampai rancangan tersebut hanya berakhir dalam wacana! Hanya berada dalam ekspetasi tetapi tidak dapat terealisasi. Untuk itu, semua komponen negara─bukan hanya pemerintah─harus bersama-sama menyongsong Indonesia maju dengan berorientasi ke depan serta bahu membahu membangun Indonesia maju, Indonesia maju tahun 2045.

Layarku sudah terkembang ....
Kemudiku sudah terpasang ....
Kita bersama, menuju Indonesia maju!!!


Adinda Salshabilla Yudha
19030174012
2019C

Comments

  1. Tidak usah takut salah berbuat untuk negeri, mulailah berbuat untuk menjadikan negeri ini menjadi luar biasa.

    ReplyDelete
  2. Perubahan pada negeri itu penting untuk perkembangan bangsa

    ReplyDelete
  3. Saya mamanya Adinda, tetap semangat untuk mengerjakan tugas dengan maksimal. Semoga berhasil dan sukses selalu.

    ReplyDelete
  4. Saya papanya Adinda, semoga dengan adanya tugas ini, lebih memberi semangat nasionalisme terhadap bangsa. Semoga berhasil

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts